Mungkin untuk sebagian orang,
menyatakan perasaan akan lebih melegakan dari pada memendamnya. Namun bagiku
sebaliknya, aku benar-benar menikmati setiap prosesnya. Memendam perasaan
memiliki seni tersendiri. Memandangnya dari kejauhan, melihat senyum teduhnya
yang selalu melegakan hati. Aku selalu menyukai kala ia tersenyum. Ya, senyuman
dari ia yang selalu aku rindukan. Apa
mungkin aku mengaguminya hanya karena senyumnya? Atau mungkin karena kerendahan
hatinya? Ahh, kurasa tidak. Entah mengapa, aku menyukai segala sesuatu yang ada
pada dirinya. Memendam perasaan memang bukan hanya perkara senangnya saja,
bahkan mungkin rasa sakit jauh lebih mendominasi. Sakit ketika melihatnya
tertawa namun bukan aku penyebab ia tertawa, sakit ketika melihatnya dengan
yang lain namun tak bisa berbuat apa-apa, dan berbagai macam rasa sakit
lainnya. Namun, apalah arti rasa sakit ini ketika melihat senyum indah itu,
senyuman dari seseorang yang ku nilai bagitu baik hati, santun dan rendah hati.
Senyuman seseorang yang selalu menghiasi siang dan malam. Seseorang yang chat-nya selalu ku tunggu-tunggu untuk
segera muncul di layar handpone, seseorang yang ada dalam
pikiran ketika akan memejamkan mata, seseorang yang pertama kali muncul dalam
pikiran ketika bangun tidur, seseorang yang membuatku begitu bersemangat untuk
menjalani hari. Rasa sakit itu seolah
sirna oleh senyuman manis dari wajah indahmu. Walaupun terkadang rasa lelah itu
hadir, lelah akan mengharapkanmu, lelah menunggumu. Namun, semua itu rasanya
tak mampu memudarkan rasa ini untukmu, pemilik senyum teduh :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar